Inabah sebagai sebuah Metode Penyembuhan bagi korban NAFZA



INABAH SEBAGAI SALAH SATU METODE  PENYEMBUHAN TERHADAP KORBAN NARKOTIKA DAN PENYAKIT LAINNYA

Inabah adalah sebutan bagi sebuah panti rehabilitasi yang didirikan oleh KH.A. Shohibul Wafa Tajul ‘Arifin yang dikenal dengan Pangersa Abah Anom selaku  pendiri Pondok Pesantren Suryalaya Tasikmalaya. Inabah dalam proses penyembuhannya dengan menggunakan  metode tertentu, sebuah metode yang diambil dari makna yang terkandung dari kata INABAH tersebut sehingga menjadi populer dikalangan masyarakat.
Istilah INABAH diambil dari bahasa Arab  yaitu اناب  ينيب  yang artinya mengembalikan, sehingga inabah berarti pengembalian atau pemulihan. Maksudnya proses kembalinya seseorang dari jalan yang menjauhi Allah kepada jalan yang mendekat kepada Allah. Istilah ini di sebutkan dalam al-Qur’an surat Luqman surat ke-31 ayat ke -15, surat al-Syura surat  ke 42 ayat 10[1] yang berbunyi
وَٱتَّبِعۡ سَبِيلَ مَنۡ أَنَابَ إِلَيَّۚ ثُمَّ إِلَيَّ مَرۡجِعُكُمۡ فَأُنَبِّئُكُم بِمَا كُنتُمۡ تَعۡمَلُونَ ١٥
15. Dan ikutilah jalan orang yang kembali kepada-Ku, kemudian hanya kepada-Kulah kembalimu, maka Kuberitakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan
وَمَا ٱخۡتَلَفۡتُمۡ فِيهِ مِن شَيۡءٖ فَحُكۡمُهُۥٓ إِلَى ٱللَّهِۚ ذَٰلِكُمُ ٱللَّهُ رَبِّي عَلَيۡهِ تَوَكَّلۡتُ وَإِلَيۡهِ أُنِيبُ ١٠
10. Tentang sesuatu apapun kamu berselisih, maka putusannya (terserah) kepada Allah. (Yang mempunyai sifat-sifat demikian) itulah Allah Tuhanku. Kepada-Nya lah aku bertawakkal dan kepada-Nya-lah aku kembali
Dari kedua ayat diatas  ditemukan istilah INABAH yang selanjutnya dijadikan sebagai sebuah metode bagi penyembuhan bagi para korban narkotika, remaja-remaja nakal, dan orang-orang yang mengalami gangguan kejiwaan. Melalui metode inabah diharapkan para korban dapat kembali kepada Allah karena telah menyimpang dan menjauhi Sang Pencipta agar perilakunya sesuai dengan kehendakNYA. Dalam sudut pandang tasawuf pengembalian kepada Allah swt, atau yang dikenal dengan taubat merupakan langkah awal dalam tahapan maqamat.
Menurut DR. Hj. Sri Nurhayati MSI[2], selaku pembina Inabah mengatakan bahwa dalam metode Inabah yang diterapkan di pondoknya terdiri dari beberapa terapi , diantaranya terapi air (mandi), terapi dzikir, terapi puasa, dan terapi lainnya.
Seperti kita ketahui bahwa air sebagai sumber kehidupan itu tidak diragukan lagi, bukan saja untuk kebutuhan minuman, melainkan untuk kesehatan. Terapi air ( Hydroterapy),  untuk kesehatan dapat dilakukan baik internl maupun eksternal,  yakni air dijadikan sebagai media penyembuhan melalui mandi, merendam, kompres, sauna, steam dan sebagainya. Adapun terapi yang paling mudah dilakukan adalah mandi. Namun tidak semua mandi dapat dikategorikan sebagai terapi.
Yang termasuk terapi air dengan cara mandi adalah mandi dengan suhu tertentu yang memberikan hasiat bagi tubuh. Seperti yang dilakukan oleh Panti Rehabilitasi INABAH XVII. Terapi air dengan cara mandi malam dengan diniatkan mandi taubat pada pukul 02.00 pagi, sangat ampuh untuk menjaga kesehatan dan menyembuhkan para korban narkotika serta penyakit lainnya.
Berikut ini beberapa khasiat terapi mandi di pagi hari, dapat menyembuhkan dan menyehatkan penyakit sebagai berikut :
1.      Terhindar dari rematik
2.      Kadar gula darah turun
3.      Daya tahan tubuh aik
4.      Mengurangi stress
5.      Sirkulasi darah lancar
6.      Memperbaiki jaringan tubuh
7.      Menekan resiko terkena darah tinggi
8.      Menjga kesehatan kulit
9.      Meningkatnya metabolisme tubuh
10.  Kurangi depresi
11.  Mengatasi pembekuan darah
12.  Meningkatkan imunitas tubuh
Selain terapi mandi pada pukul 02.00 pagi juga bagi para anak didik inabah, diterapkan terapi dzikrullah. Yakni sebuah terapi untuk mengingat Sang Maha Pencipta  dengan cara dilaksanakan terlebih dahulu sholat sunnah tahajud dan shalat sunnah lainnya,  yang dilanjutkan dengan dzikrullah secara berjamaah. Dalam melaksanakan dzikrullah para peserta didik inabah diharuskan melakukan dzikir secara khusyu baik dzikir secara keras (jahar) maupun dari hati secara bersamaan. Melalui metode ini maka akan dirasakan ketenangan jiwanya terutama bagi yang mengalami depresi gangguan jiwa, ketidakstabilan alam pikiran dan kegalauan hati. Hanya dengan mengembalikan kepada Allah swt. Manusia akan menemukan jiwanya yang labil dan kacau balau menjadi tenang. Metode dzikrulah dilaksanakan setiap selesai shalat fardlu dan sholat sunnah dengan bilangan yang ditentukan walaupun sewaktu-waktu dapat berubah.
            Metode lainnya diterapkan pula terapi puasa, bagi peserta didik inabah diharuskan melaksanakan puasa sunnah senin kamis, atau puasa sunnah lainnya yang tujuannya untuk pencepatan proses penyembuhan kesehatannya. Karena melalui puasa kesehatan tubuh, mental dan spiritual akan dapat dirasakan  bahkan dapat memaksimalkan dan menyeimbangkan ketiga kecerdasannya, yakni kecerdasan Intelektual (IQ), kecerdasan emosional (EQ), dan kecerdasan spiritual (SQ). Sehingga akibat dari pengaruh obat-obatan menjadi kembali normal melalui puasa.
Selain beberapa terapi yang digunakan, para peserta didik inabah juga di ajak serta dilibatkan untuk mengikuti berbagai kegiatan/ pekerjaan sehari-hari yang dibimbing oleh pembina guna lebih mengakrabkan rasa kekeluargaan, persaudaraan, diantara teman-temannya yang kesemuanya didukung dengan berbagai fasilitas yang nyaman bik di empat tidur, ruang makan, MCK, jemuran dan mushola.
            Amaliah amaliah yang diberikan oleh pembina inabah kepada para peserta didik, bukan saja amaliah yang sifatnya wajib akan tetapi amaliah yang bersifat sunnah seperti membaca al-qur’an, bacaan-bacaan wirid asmaul husna guna mendukung sempurnanya sebuah metode terapi.
Adapun tahapan pembinaan dilakukan kepada  para peserta didik inabah dapat dogolongkan menjadi beberapa tahap, seperti berikut ini :
a.       40 hari pertama
Merupakan tahapan penanaman pondasi dalam  diri dengan segudang kegiatan yang wajib diikutinya serta tidak diperbolehkan adanya kontak langsung dengan kedua orang tua dan keluarganya, teman-temannya . Hal itu dikhawatirkan ada pengaruh tidak baik terhadap peserta didik, karena bagaimanapun juga tidak semua keluarga dapat menjamin terhadap proses kesembuhannya.
b.      40 hari kedua
Merupakan tahapan yang tidak terlalu berat , mengingat peserta didik sudah merasakan sedikit nyaman dan kerasan berada di tempat pembinaan,dan sudah menyadari akan keberadaan dirinya walaupun masih dirasa belum sembuh total.
c.       40 hari ketiga
Di periode ini peserta didik inabah mulai diperbolehkan untuk melanjutkan sekolah bagi yang masih sekolah, akan tetapi melanjutkan sekolahnya  ke tempat yang ada inabah lanjut[3] dan diperbolehkan pulang bertemu keluarganya. Dengan tujuan agar pembinaan yang sudah terbina selama di inabah dapat dilanjutkan di inabah lanjut tersebut.  Namun yang dianggap berat adalah dalam mempertahankan ketahanan kesadarannya.
            Perlu diketahui bahwa tingkat kesembuhan peserta didik inabah dipengaruhi oleh beberapa faktor  antara lain :
a.       Faktor dari keluarga
Perhatian dari keluarga besar sangat dominan karena mereka akan pulang dan kembali kepada keluarganya sebagai lingkungan pertamanya. Jika kedua orang tuanya tidak kooperatif maka kemungkinan peserta didik akan kembali kepada keadaan semula. Kecuali bagi peserta didik yang sudah benar-benar sadar menginginkn sembuh secara total.
b.      Faktor dari dalam diri
Kesadaran diri sendiri itu yang paling penting , sekuat apapun pengaruh dari luar kalau dalam diri kita sudah menutup dari pengaruh tersebut, maka kita akan selamat. Walaupun keluarga sudah tidak memperdulikannya, kemudian lingkungan masyarakat yang sangat buruk pengaruhnya tapi kalau hati tidak berniat maka tidak akan terjadi. Intinya keimanan dalam diri yang menjadi modal utama dalam membentengi diri kita dari hal-hal yang tidak baik.
c.       Faktor Lingkungan
Lingkungan masyarakat pun ikut menentukan keberhasilan seseorang korban NAFZA dari ketergantungannya agar menjadi sembuh secara total dari proses penyembuhanya. Lingkungan masyarakat sangat kuat memberikan pengaruh kepada korban, karena di lingkungan masyarakat di sana ada teman terdahulunya yang pernah mengajaknya ke jalan yang salah, ada orang yang berniat tidak baik, ada budaya masyarakat yang juga turut memperburuk keadaan korban dan banyak lagi. Karenanya harus pandai memilih lingkungan yang kondusif agar memberikan pengaruh yang baik.


[1] Terjemah al-qur’an, Depatemen Agama, Jakarta, 1999.
[2] Wawancara di kediaman beliau saat kunjungan study banding mahasiswa pasca sarjana Ilmu Tasawuf IAILM Suryalaya

[3] Inabah lanjut adalah sebuah tempat pembinaan diluar inabah yang dikhususkan bagi orang-orang yang sudah keluar dari inabah dan bermaksud melanjutkan pendidikannya atau pekerjaannya.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tradisi Tolak Bala di Kalangan Ikhwan TQN Suryalaya

MANQOBAH ABAH ANOM PESNTREN SURYALAYA

Analogical Reasoning (Qiyas sebagai SUmber Hukum Islam)